√ Kalau Orang Lain Peduli, Aku Diam Saja? - Ilhamsadli.com

Kalau Orang Lain Peduli, Aku Diam Saja?

Ilhamsadli.com,- Pernah gak sih kamu ada di satu titik “kalau orang lain bisa, ya udah”. Nah, aku pribadi sering banget berada di momen itu, meskipun itu hal yang sepele ya. Beruntungnya memilih kata itu di waktu yang tepat, jangan sampai memilih kata itu di waktu yang tidak tepat. Misalkan untuk urusan yang berkaitan dengan keselamatan banyak orang dan seterusnya. Belajar dari 2 tahun terakhir bagaimana mental kita digembleng untuk peduli terhadap sesama.

Peran Komunitas dalam menjaga hutan

Beberapa waktu yang lalu, ketika sedang scroll twitter dan Tiktok, menemukan sebuah berita viral dan ini nyata terjadi di Indonesia. Berita ini adalah mengenai ribuan udang yang berbondong-bondong ke pemukiman warga, padahal sebelumnya hanya tinggal di sungai menurut keterangan warga.

Kemudian aku teringat pesan salah satu guru Biologi dulu di SMP bahwa mahluk hidup seperti hewan itu sangat paham mana lingkungan yang aman dan tidak untuk mereka tempati. Jadi kesimpulanku sementara adalah fenomena ini terjadi karena lingkungan “mereka” si kawanan udang ini sudah tidak lagi asri.

Untuk Urusan Alam, Jangan Sampai Hanya Diam

Perubahan iklim sekarang sudah bukan lagi rahasia, karena banyak orang yang akhirnya tersadar bahwa alam sudah tidak sebersahabat dulu. Jika dulu ketika SD kita tahu bahwa musim hujan itu sudah ada jadwalnya, sekarang tidak demikian. Kemudian beberapa hari terakhir kalau kita sadari, mungkin akan merasakan betapa panasnya bulan-bulan terakhir ini. Bahkan suhunya sudah lebih panas dari ketika melihat mantan bersanding dengan yang lain.*eh

Peran Komunitas dalam menjaga hutan
Data Kondisi Hutan Indonesia

Mungkin karena naluri atau apa, tetapi kebiasaan orang-orang kita ketika melihat kata “DILARANG” itu seakan memancing adrenalin untuk melanggarnya. Bahkan di sekitar rumah, tepatnya beberapa ratus meter dari rumah, ada tempat pembuangan sampah yang harus masuk tetapi di gang masuk ke lokasi bertumpuk sampah. Padahal disana tertulis jelas “DILARANG MEMBUANG SAMPAH” bahkan sampai ada kalimat “Ya Allah, aku rela …. Jika aku membuang sampah di sini”, bahkan uniknya sampah itu ada persis di bawah tulisan itu, atau kadang menemukannya di samping tulisan “DILARANG”.

Giliran sudah ada bencana, bukan malah introspeksi diri malah menyalahkan orang lain. Dan benar ini merupakan kebiasaan buruk yang sudah seharusnya musnah seperti angin yang lalu.

Tapi ada berita menarik yang aku temui di Tiktok, yakni akun tim Pandawa kalau kalian tahu. Mereka memviralkan sebuah pantai di Banten yang dipenuhi sampah, kemudian memberikan tantangan sekaligus ajakan untuk melakukan bersih-bersih pantai di hari esoknya. Kalian tahu apa yang terjadi? Yapz, pantainya menjadi bersih tanpa sampah dalam waktu singkat karena ada ratusan orang turun ke pantai untuk ikut, bahkan di situ pihak pemerintah juga mengambil tindakan dengan menurunkan personilnya.

Bagaimana Sih Peran Komunitas dalam Menjaga Alam khususnya Hutan?

Tanggal 29 Mei kemarin berkesempatan mendengarkan bagaimana sharing dari kak Christian Natalie (@hutanituid ) dan Azizah Nurul dari Kabupaten Lestari (@kabupatenlestari) dan berdiskusi panjang lebar tentang bagaimana peran komunitas untuk menjaga hutan dalam mitigasi perubahan iklim. Dan sunggu luar biasa bahasannya. 


Ketika iklim sudah semakin tidak terukur, sebut saja suhu panas seperti yang kita rasakan beberapa bulan terakhir ini menggambarkan bagaimana sebuah perubahan alam memberikan efek pada manusia. Dari situ, mungkin tidak banyak yang sadar tetapi semoga dengan sadarnya aku dan kamu akan menjadi awal langkah untuk sadarnya banyak orang di luar sana. Karena sebenarnya hutan itu bukan hanya sebagai kawasan hijau melainkan ada banyak manfaatnya.

Kenapa Kita Harus Menjaga Hutan?

Ada banyak sekali manfaat hutan, tetapi kalau kita ditanya pasti akan menjawab “hutan sebagai sumber udara”. Ya, memang tidak salah karena semboyan itu yang sering diulang ketika masih berada di bangku sekolah dulu. Tetapi jika disederhanakan lagi, ternyata ada beberapa bahasa yang mudah untuk dipahami, seperti:

Hutan Itu sumber Segala Macam Kebutuhan (Supermarket)

Bahan pangan terbesar dan alami ya hutan, bahkan rempah-rempah hingga buah disediakan oleh alam. Hanya saja orang lebih suka berbelanja di supermarket sendiri namun lupa untuk menjaga sumber pasokan barang yang dijual di supermarket.

Hutan adalah Ausransi Jiwa

Karena ternyata tidak sedikit orang yang bisa hidup dari memanfaatkan hasil dari hutan, sayangnya masih saja ada oknum yang mengatasnamakan memanfaatkan lahan hutan tetapi lupa akan esnsi yang sebenarnya.

Hutan adalah Sumber Air bersih

Siapa yang sering ke air terjun? Nah salah satu bukti bahwa hutan adalah sumber air adalah ketika kita ke air terjun. Air yang mengalir di sana benar-benar bersih dan segar. Pengalamanku di sebuah event bersama Dinas Pariwisata Jember eksplor air terjun sekaligus menginap di lokasi yang tidak jauh, mengajarkan bahwa ternyata masyarakat di sana menggunakan air sumber untuk kebutuhan sehari-harinya. Karena memang mereka bisa menjaganya dengan baik.

Hutan adalah Avatar

Karena secara tidak sadar hutan menjadi pelindung alam dari bencana banjir, tanah longsor dan polusi udara. Ketika kecil dahulu sering sekali dinasihati oleh almarhum mbah, kalau mau menggunakan sesuatu itu jangan berlebihan, kalau mau menebang pohon itu seperlunya saja.

Hutan Menjadi Sumber Karbon

Bayangkan saja bagimana hutan menyerap semua karbon dioksida dan mengubahnya menjadi oksigen yang bisa dihirup bebas oleh manusia.

Tetapi sayangnya, sebuah fakta menyedihkan bahwa dari studi yang dilakukan @hutanituid di tahun 2017 82.7% responden menyatakan keprihatinannya akan kondisi hutan di Indonesia. Namun sayangnya hanya 27.3% saja yang menyadari prilaku manusia itu berdampak pada hutan. Lantas apa yang sudah kita lakukan? Sudahkah kebiasaan buruk kita dikurangi?

Beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan untuk membantu serta sebagai bentuk kepedulian kita terhadap kondisi alam saat ini yaitu “SUDAH CUKUP DIAMNYA, SUDAH SAATNYA BERTINDAK DAN BERGERAK”. Kurangi konsumsi plastik, email yang tersimpan mulai dihapus, listrik diminimalisir penggunaannya, mulai beralih ke tumbler, totebag atau sejenisnya yang lebih ramah lingkungan. Dan yang paling penting, cobalah untuk mengajak orang lain juga untuk ikut andil. Jangan sampai alam tidak lagi bersahabat dengan kita.

Peran Komunitas untuk Menjaga Hutan dalam Mitigasi Perubahan Iklim

Dan satu lagi, mungkin beberapa dari kita tidak sadar bahwa ternyata ada banyak hal yang dihasilkan dari hutan, salah satunya adalah produk yang disampaikan oleh kak Nurul di sharing kemarin, yang ternyata sumber dari barang yang dipamerkan ada dari alam. MasyaaAllah sekali, bahwa sebenarnya alam bisa menjadi kunci tetapi kita saja yang sering lupa menaruh kunci.


SALAM LITERASI DAN SALAM LESTARI

#EcoBloggerSquad
Ilham Sadli Seorang Travel blogger sekaligus freelance Writer yang tergabung dalam Forum Lingkar Pena Cabang Jember sejak 2014, suka menulis puisi dan kadang terlalu nyaman dengan menulis kisah seseorang.

1 Komentar untuk "Kalau Orang Lain Peduli, Aku Diam Saja?"

  1. Wow, postingan yang cukup menarik. Saya sengang membacanya untuk mengisi waktu luang.

    BalasHapus
Silahkan tinggalkan komentar, jangan lupa follow twitter @blogsadli, Instagram @ilhamsadli atau subscribe email anda untuk mendapatkan update terbaru. Terimakasih sudah berkunjung

Rajabacklink