√ Menjaga Paru-Paru Dunia Demi Masa Depan Bersama Dengan Gerakan Adopsi Hutan - Ilhamsadli.com

Menjaga Paru-Paru Dunia Demi Masa Depan Bersama Dengan Gerakan Adopsi Hutan

Ilhamsadli.com,- Pertama mari kita bersyukur telah dijadikan sebagai orang yang hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebuah negara dengan kekayaan alam yang luar biasa termasuk jumlah hutan yang sangat luas. Bahkan apabila kita melihat secara luas, maka hutan Indonesia menjadi urutan ketiga terluas di dunia yaitu hutan tropis dan hutan hujan di Kalimantan dan Papua. Namun seiring bertambahnya jumlah penduduk, kemudian pelebaran lahan dan seterusnya mengakibatkan jumlah Hutan di Indonesia setiap tahunnya terus menyusut, termasuk karena terjadinya bencana alam.

Hutan di Indonesia merupakan paru-paru dunia yang tentu sudah semestinya menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama untuk selalu menjaga kelestarianny. Apalagi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memiliki data yang menunjukkan adanya penurunan luasan tutupan hutan setiap tahunnya dengan rincian sebagai berikut: pada tahun 2011 persentase lahan berhutan dengan luas daratan Indonesia adalah 52,5 % (98,7 juta ha), tahun 2012 menjadi 52,2% (98,2 juta ha), tahun 2013 menurun menjadi 51,3% (96,5 juta ha), tahun 2014 menjadi 51% (95,7 juta ha) dan tahun 2015 menjadi 50,6% (95 juta ha). 
Menjaga Paru-Paru Dunia Demi Masa Depan Bersama Dengan Gerakan Adopsi Hutan

Data Ditjen PKTL juga menunjukkan tren deforestasi Indonesia relatif lebih rendah, dan cenderung stabil. Sigit menjelaskan, deforestasi netto tahun 2018 -2019, baik di dalam maupun di luar kawasan hutan Indonesia adalah sebesar 462,4 ribu ha. Angka ini berasal dari angka deforestasi bruto sebesar 465,5 ribu ha dengan dikurangi angka reforestasi (hasil pemantauan citra satelit) sebesar 3,1 ribu ha. (sumber: Kementerian LHK, 23 April 2020) 

Kenapa Harus Menjaga Kelestarian Hutan?

Tanpa harus dijelaskan, setiap dari kita pasti sudah tau alasan kuat kenapa kita benar-benar harus andil dalam menjaga kelestraian hutan ini. Beberapa alasan kenapa kita harus menjaga kelestarian hutan Indonesia adalah ini, jikalau itu dalam pandanganku pribadi. 

Pertama, hutan adalah sumber produksi kayu terbesar . Namun tetap harus memperhatikan bagaimana agar ketika kita mengambil manfaat dari hutan, maka kita juga memberikan manfaat. Sederhananya, kita menebang 1 pohon maka kita juga menanam 3 pohon misalnya. 

Kedua, hutan hujan tropis ternyata memiliki fungsi dalam hidrologi alami untuk pencegahan banjir dan pastinya akan menjadi sumber air bersih, kemudian penambat karbon alami, dan keindahan alam. Sejak SD mungkin kita semua sudah diajarkan istilah erosi. Erosi yang merupakan pengikisan tanah, dan ini akhirnya nanti akan mengakibatkan bencana alam seperti banjir hingga longsor, karena secara sederhana ekosistem alam terganggu. 

Ketiga, menjaga kelestarian hutan sama dengan menjaga kelestarian flora dan fauna. Keaneka ragaman hayati menjadi satu keunggulan yang dimiliki oleh hutan Indonesia, bahkan di hutan Indonesia masih ditemukan tumbuhan dan hewan endemik. Masih ditemukan karena kawasan masih asri, namun ketika sudah mulai rusak? Bayangkan saja apa yang akan terjadi. 

Fakta Menarik tentang Hutan

Ada beberapa fakta menarik hutan yang semoga saja mengubah mainset kita mengenai pentingnya untuk bersama menjaga kelestarian alam, kelestarian hutan Indonesia. (sumber: pemburuombak.com) 

Pertama, Setiap pohon besar bisa memproduksi 4580 oksigen/tahun. Sedangkan seseorang membutuhkan oksigen 2,9 kg/hari yang berarti sekitar 1058,5 kg/tahun. Jadi jika rumah dihuni oleh 4 orang dibutuhkan sekitar 4234 kg oksigen per tahunnya. Ini bisa dipraktekan Dengan menanam 1 pohon besar dipekarangan rumah kalian tentunya kebutuhan oksigen tercukupi dan udara di rumah terasa segar sepanjang tahun. 

Kedua, setiap pohon memiliki kapasitas mendinginkan udara sama dengan rata-rata 5 unit ac yang dioperasikan selama 20 jam/hari. 

Ketiga, setiap hektar hutan dapat menetralisir karbondioksida (CO2) yang diakibatkan oleh 20 kendaraan bermotor. Setiap hektar hutan memiliki potensi untuk mengikat 1000 kg debu per tahun yang diakibatkan oleh polusi udara (debu, asap, aerosol, dll) dan mengolahnya menjadi humus. 

Cara Melestarikan Hutan Yang Bisa kita lakukan Bersama

Karena hutan Indonesia adalah sumber oksigen terbesar, sumber mata air bersih hingga sumber kehidupan, maka sudah sepantasnya kita merawatnya dan berterima kasih kepadanya. Cara berterima kasih seperti apa? Jawabannya adalah dengan cara melestarikan hutan itu sendiri dengan segala cara yang kita bisa. 

Untuk penikmat film Doraemon, pasti sudah tidak asing dengan karakter bernama Kibo dalam movie berjudul “Doraemon: Nobita and The Green Giant Legend”. Sebuah film yang membuka mata kita semua mengenai bagaimana pentingnya menjaga kelestarian alam. Dan Bayangkan saja ketika hutan marah kepada kita seperti dalam film tersebut. Dimana, seluruh bumi menjadi hijau tanpa adanya manusia, seram bukan. Namun semua itu bisa gagal terjadi karena kebaikan beberapa orang. 

Kerusakan di bumi memang penyababnya adalah kita sendiri, jadi harus kita juga yang merawat serta melestarikannya. Caranya bagaimana? Berikut ini beberapa cara yang bisa kita lakukan. 

Pemanfaatan Lahan Yang Benar

Mengkombinasikan penanaman tanaman hutan dalam pertanian ternayata faktanya bisa memperkecil kemungkinan terjadinya erosi. Kemudian di sisi lain bisa menjadi salah satu cara memaksimalkan produksi biomassa, dan memaksimalkan interaksi positif antara tanah dengan tanaman itu sendiri. 

Mungkin istilah sistem agroforestry atau yang disebut juga sebagai kombinasi penanaman tanaman hutan dan tanaman pertanian dalam unit lahan yang sama bisa menjadi salah satu solusi pelestarian hutan Indonesia. Hutan lestari maka hidup menjadi lebih berarti.Untuk sistem ini sudah diterapkan di Repong Damar, Krui, pesisir barat Lampung. 

Menebang Dengan Bijak

Kita pasti sudah tahu mengenai adanya penebangan kayu, namuan tahukah kita mengenai pohon mana saja yang bisa kita tebang? Karena sudah seharusnya kita bisa menebang pohon di hutan, misalkna dengan menebang pohon yang sudah tidak produktif lagi. 

Jadilah Bagian Dari Gerakan Adopsi Hutan

Pada tanggal 7 Agustus 2020 tepatnya di Jakarta, dimana lebih dari 100 organisasi dan komunitas berkolaborasi bersama untuk Hari Hutan Indonesia di tanggal 7 Agustus. Tanggal yang memang sengaja dipilih karena bisa dijadikan sebagai salah satu momen refleksi bersama masyarakat Indonesia karena persis setahun yang lalu Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2019 mengenai Penghentian Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Primer dan Lahan Gambut disahkan oleh Presiden Jokowi untuk berlaku permanen. 
Menjaga Paru-Paru Dunia Demi Masa Depan Bersama Dengan Gerakan Adopsi Hutan

Sempat juga kemarin trending di twitter mengenai pentingnya menjaga hutan agar tidak ada lagi kebakaran hutan karena kelalaian manusia, apalagi jika itu dilakukan oleh oknum. Gerakan Adopsi Hutan ini diikuti oleh banyak kalangan termasuk artis dan influencer. Mereka bergerak menjadi relawan pendukung hari hutan, karena banyak yang menggangap bahwa menjaga hutan adalah sebuah keharusan dan tentunya cara berterima kasih kepada alam. 

Beberapa artis seperti Nadine Alexandra, Arif Brat, Shae, Pongki Brata, Valerie dan Veronika, Ramon Tungka, Arsha dan AMSB dan beberapa orang lainnya ikut andil dalam acara yang diinisiasi tersebut. “Perayaan Hari Hutan Indonesia tahun 2020 mengangkat tema ‘Hutan Kita Juara’ untuk mengingatkan kita semua bahwa Indonesia adalah bangsa juara, salah satunya karena hutannya yang terluas ketiga di dunia. 

Agar prestasi ini terus bertahan, perlu ada aksi bersama dari kita semua, keasadaran dalam diri kita semuanya untuk melestraikan hutan serta keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Hari Hutan ini kemudian membuat gerakan bernama Adopsi Hutan, dimana gerakan ini membuat petisi di change.org sampai ditanda tangani hampir 1,5 juta orang untuk kemudian diserahkan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ibu Siti Nurbaya Bakar. 

Tidak hanya itu, Adopsi hutan ini juga mengumpulkan kesadaran anak muda Indonesia untuk bersama-sama menjaga paru-paru dunia yaitu hutan Indonesia. Melalui platform kitabisa.com semoga bisa membuka mata banyak orang untuk berdonasi demi kelestarian hutan Indonesia. Donasi ini nantinya jika sudah terkumpul akan disalurkan kepada organisasi pendamping masyarakat sekitar hutan yang masih menjaga hutan agar lestari.

Jadi? Sudah siapkah kita menjadi bagian untuk ikut gerakan Adopsi Hutan ini? Demi kebaikan kita bersama, demi masa depan anak dan cucu kita nantinya. Semoga semua gerakan ini benar-benar bisa membuka mata kita dan menyadarkan kita mengenai betapa kita memiliki peran besar dalam melestarikan hutan Indonesia. Sumber air bersih, sumber oksigen, dan pastinya sumber kehidupan. Jika masih belum tersadar, maka coba lihat dalam hati kecilmu. 

Salam literasi dan salam lestari.

 

Sumber: 
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (2017). 'Rekalkulasi Penutupan Lahan Tahun 2015'
- Pollini, J. (2009). ‘Agroforestry and the search for alternatives to slash-and-burn cultivation: From technological optimism to a political economy of deforestation’, Agriculture, Ecosystems and Environment, 133(1–2), pp. 48–60. doi: 10.1016/j.agee.2009.05.002.
Ilham Sadli Seorang Travel blogger sekaligus freelance Writer yang tergabung dalam Forum Lingkar Pena Cabang Jember sejak 2014, suka menulis puisi dan kadang terlalu nyaman dengan menulis kisah seseorang.

2 Komentar untuk "Menjaga Paru-Paru Dunia Demi Masa Depan Bersama Dengan Gerakan Adopsi Hutan"

  1. Menjaga hutan adalah sebuah kewajiban dewasa ini. Menjadi bagian paru-paru dunia, Indonesia harus terus berbenah untuk terus menjaga hutan dari mulai kebijakan hingga level paling bawah. Semua butuh kesadaran akan pentingnya manfaat dari adanya hutan ini.

    BalasHapus
  2. Menjaga hutan adalah kewajiban dan tanggung jawab kita bersama ya

    BalasHapus
Silahkan tinggalkan komentar, jangan lupa follow twitter @blogsadli, Instagram @ilhamsadli atau subscribe email anda untuk mendapatkan update terbaru. Terimakasih sudah berkunjung

Rajabacklink