√ Sekufu Dalam Mencari Pasangan - Ilhamsadli.com

Sekufu Dalam Mencari Pasangan



Dalam sebuah hadist dipaparkan secara mendetail bagaimana kriteria untuk mencari pasangan hidup. Kenapa agama sangat menekankan untuk menjadikan hadis ini sebagai tolak ukur untuk mencari pasangan adalah karena dalam sebuah pernikahan memiliki tujuan dan visi yang sama yakni untuk mencari ridha Allah SWT. Bahkan dalam Al-Qur’an juga dijelaskan serta ditegaskan bahwa masalah pernikah ini bukanlah persoalan main-main, melainkan sebuah perjanjian yang disetarakan dengan perjanjian yang nyata.

Dimana dalam bahasa arab, pasangan dimaknai sebagai “anfus”. Karena sangat suci dan penting maka dalam kosa kata demikian inilah disebutkan menjadi sesuatu yang sangat sakral. Betapa tidak, kata anfus hanya disandingkan dengan perjanjian Allah dengan para Ulul Azmi untuk tetap teguh dalam menyebarkan ajaran Allah, kemudian perjanjian Allah dengan kaum Bani Israel yang bahkan Allah mengangkat gunung sebagai simbol perjanjian itu, dan terakhir adalah dalam bahasa pasangan hidup.

Untuk sahabat yang belum mengetahui bahwa persoalan mengenai pasangan adalah syari’at yang pertama kali dilakukan dalam penciptaan manusia. Ketika itu, nabi Adam masih di surga kemudian diciptakanlah ibunda Siti Hawa dari dalam diri nabi Adam. Penciptaan ibunda Siti Hawa ini kemudian diibaratkan bahwa wanita itu diciptakan dari tulang rusuk dalam sebuah hadist. Pembahasan mengenai ini akan dibahas pada artikel selanjutnya, kenapa wanita diciptakan dari tulang rusuk.

Kembali ke pembahasan awal mengenai pasangan.
Rasullah Saw bersabda dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda: “Perempuan itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, lalu pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu bahagia.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Bisa dilihat sendiri, walaupun Rasulullah memberikan kriteria mengenai harta, keturunan, dan paras. Namun Rasulullah lebih menekankan pada point terakhir yakni mengenai agamanya. Karena tujuan utama dari menikah adalah mendapatkan ridha Allah SWT, penekanan agama juga bermaksud bahwa sekufu atau setara dalam hal agama menjadi hal yang paling utama.

Sekufu dalam hal aqidah dan muamalah menjadi point yang paling ditekankan, namun sekufu dalam hal yang lain seperti keturunan, paras, dan kekayaan. Penekanan masalah agama adalah sesuatu yang seringkali disebutkan dalam Al-Qur’an. Misalnya dalam surat Al-baqarah: 221, An-Nur: 26, An-Nisa’: 34.

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang Mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun ia menarik hatimu … .” (QS. Al Baqarah : 221)

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) … .” (QS. An Nur : 26)

“Maka wanita-wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya, oleh karena itu Allah memelihara mereka.” (QS. An Nisa’ : 34)

Boleh-boleh saja mencari yang cantik, kaya, dan keturunan bangsawan. Akan tetapi tetap pertimbangkan masalah sekufu atau setara atau tidak jika bersanding dengan sahabat. Apabila sahabat tetap ingin memilih kriteria yang lain, maka sahabat harus siap secara mental. Karena ditakutkan nanti akan menjadi perbincangan ketika sahabat melakukan kesalahan (semoga saja tidak).

Misalnya istri lulusan S2 dengan suaminya hanya lulusan SMA. Alhamdulillah jika diantara keduanya ada kesetaraan dan pengetahuan agama sehingga jika terjadi kesalahan, maka masalah sekufu tidak akan dibahas dan akhirnya kekhawatiran agama dalam konteks sekufu bukan lagi menjadi persoalan. Namun akan berbeda jika kekhawatiran agama terjadi, sehingga merusak keharmonisan dala rumah tangga sahabat. Ketika sahabat melakukan kesalahan, lalu kemudian menjadi sebuah persoalan bagi sang istri dan berucap “kamu tuh mas ya, kalau bukan aku yang ngerawat kamu udah jadi gelandangan”. Na’udzubillah, semoga saja hal demikian tidak terjadi dalam kehidupan saya dan sahabat pembaca semua.

Karena itulah pentingnya sekufu dalam mencari pasangan. Oleh karenanya, sebuah tips sederhana untuk yang mencari pasangan dengan tetap menjadikan hadist pertama tadi sebagai tolak ukur. Seleksi dahulu dari kriteria pertama yakni cantik. Lolos atau tidak maka kriteria selanjutnya haruslah tetap dilanjutkan yakni masalah keturunan, kemudian harta dan terakhir agama. Apabila dari ketiga kriteria pertama lolos, maka tekankan lebih pada soal agamanya, jika tidak lolos maka ada alasan untuk menolaknya. Karena tolak ukur utamanya adalah agama.

Lalu bagaimana dengan mereka yang cantik (tampan), kaya, keturunan bangsawan namun bukan muslim? Maka pertimbangkanlah hal demikian, karena jika pasanganmu tidak sekufu dalam agama lalu anakmu nanti mau dibawa kemana? Siapa yang akan membimbingmu menjadi peraih surga? Siapa yang akan mendampingimu beribadah? Ketika mendapat undangan menghadiri perayaan keagamaan mertua yang berbeda keyakinan, lalu apa yang akan kamu lakukan?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah saya rasa cukup untuk dijadikan sebuah pertimbangan. Bukankah sebuah kapal akan sampai ketujuannya jika penumpang dan nakhoda memiliki tujuan yang sama? Jangan sesekali sahabat berkata bahwa masalah agama bukan hal yang penting, karena agama adalah bagaimana memandang hidup, mati, hidup setelah mati, mahluk hidup dan mahluk mati yang ada disekitar kita. Walaupun Al-Qur’an mencatat bahwa dua wanita terbaik adalah Siti Maryam dan Asiyah dengan latar belakang berbeda. Siti Maryam menjadi wanita terbaik walaupun mempunyai anak tanpa suami, lalu Asiyah wanita terbaik walaupun suaminya adalah seorang raja yang menganggap dirinya Tuhan. Bagi mereka memang tidak penting, tetapi kita yang diberikan koridor sebagai tolak ukur haruslah tetap dalam koridor agar tidak jatuh dan tersesat. 

Autor: Assadli
Ilham Sadli Seorang Travel blogger sekaligus freelance Writer yang tergabung dalam Forum Lingkar Pena Cabang Jember sejak 2014, suka menulis puisi dan kadang terlalu nyaman dengan menulis kisah seseorang.

Belum ada Komentar untuk "Sekufu Dalam Mencari Pasangan"

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar, jangan lupa follow twitter @blogsadli, Instagram @ilhamsadli atau subscribe email anda untuk mendapatkan update terbaru. Terimakasih sudah berkunjung

Rajabacklink